Total Tayangan Halaman

Senin, 13 Februari 2012

DPRD SU : Jangan Sampai Sei Mingke Proyek Gagal


Irwansyah Damanik SE Fraksi PAN anggota Komisi B sangat berharap Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK ) Sei Mingke yang dikerjakan PTPN III yang berlokasi di Kabupaten Simalungun jangan menjadi proyek gagal .Ini terungkap dalam rapat dengar pendapat DPRD SU   komisi B dengan Dirut PTPN III  Amri Siregar dan Propinsi Sumut yang Diwakili Asisten Perekonomian Ir H.DZaili Aswar  Selasa (17/1)Di jalan Imam Bonjol Medan                                                                                                                                  
Irwansyah menambahkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) juga belum rampung, padahal pembangunan kawasan harus berdasarkan RTRW. Selain itu, lahan belum diubah pemanfaatannya dari hak guna usaha (HGU) menjadi hak pengelola lahan (HPL)
“Rakyat Sumut sangat berharap terwujudnya KEK Sei Mingke di Kabupaten Simalungun .Tapi mereka mulai pesimis karena pemerintah Pusat belum menerbitkan PP-nya seakan- akan Pemerintah Pusat tak ingin Sumut  maju menjadi Pusat CPO di Indonesia yang dapat mengembangan CPO menjadi 9sembilan turunan .Jangan-jangan Proyek Sei Mingke ini menjadi proyek nasional yang gagal “ kata Irwansyah Damanik

Berwujud dari undang undang 23 tahun 2009 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah perkebunan tidak termasuk yang menjadi bagi hasil.Hasil perkebuna tidak ikut dalam UU No 23 tersebut  kata H.Alijabar Napitupulu dari faraksi PPP.Karena itulah kita sangsi apakah Pemerintah Pusat setengah hati mengembangkan indistriPerkebuna  CPO Di sumut ini.

Amry Siregar selaku Dirut PTPN III akan terus memperjuangkan proyek ini sampai tahun 2013 karena mamfaatnya akan dirasakan kalangan perkebunan karena dengan mengolah sawit yang biasanya kita jual kesingapur a maka setelah kita olah kita akan dapat menjual sendiri pada konsumen di eropah maupun di Amerika Cina tanpa perlu menjualnya kesigapura tahun ini PTPN III mendapAT Labah bersih Rp 1,5 Triliun tapi dengan mengolah sendiri kita bisa mendapat untuk sampai 10 Triliun.
Dirut PTPN III Amry Siregar
 
Berbagai kendala masih dihadapai Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM). Diantaranya, Rancangan Tata Umum Ruang (RUTR) Wilayah KISM seluas 2002,77 ha yang masih menunggu legalisasi DPRD Sumatera Utara.Pada kesempatan tersebut, Amri Siregar mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi KISM. 

Selain Rancangan Tata Ruang Wilayah KISMK seluas 2002,77 ha yang belum terbit menunggu legalisasi DPRD Sumut, perlunya perubahan status lahan HGU menjadi Hak Penggunaan Lahan (HPL) juga masih menjadi kendala karena saat ini masih dalam proses BPN pusat. Disamping itu, lanjutnya, perlunya perbaikan dan peningatan kualitas jalan darat menuju KISM oleh Bina Marga.

Dia menjelaskan, adapun industri yang akan segera dibangun pada tahun 2012 kerjasama antara PTPN III dengan perusahaan asal Jerman PT Ferrostaal Indonesia adalah industri biodisel terintegrasi dengan b-Carotene, Surfactant,  fatty alcohol dan industri refinery dengan investasi total USD415 juta. Disamping itu, akan dibangun industri Pupuk NPK Bio-Mikronutrisi dengan Nano-Teknologi, kapasitas 200.000 ton/tahun oleh PT Cipta Buana Utama Mandiri dengan total investasi Rp400 miliar dan tenaga kerja sekitar 200 orang.

Sedang pemerintah Sumut yang diwakili H.Dzaili Aswar mengatakan akan membangun infrastruktur  dari dan ke Sei Mingke dengan cara meningkatkan kwalitas jalan dari jalan kabupaten menjadi jalan Provinsi  bila perlu menjadi jalan nasional . sembilan calon investor itu adalah PT Ferrostaal Indonesia mewakili Ferrostaal AG, Jerman, PT Aozora Bioresource mewakili Gianazza Engineering, Italia.

PT Multi Agro Gemilang Plantation, PT Golden Westindo Artaja, PT Eco Palm Industrial, PT Danareksa, MEC (Minerals, Energy, Commodities), Uni Emirat Arab, PT Hasil Abadi Perdana, dan PT Medco Downstream.

Sembilan perusahaan itu akan menanamkan modalnya dalam pembangunan Kawasan Industri Sei Mangke untuk digunakan membangun pabrik, serta kegiatan lain guna menjadikan Sei Mangke sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Sementara itu, Ferrostaal Indonesia, bekerjasama dengan PTN III akan menggarap proyek pengembangan industri hilir kelapa sawit dengan total investasi US$415 juta di Sei Mangke selama 4 tahun.

Kedua perusahaan akan membangun industri biodiesel terintegrasi dengan carotene, surfactant, fatty alcohol, dan industri refinery. Pelaksanaan proyek bertahan. Pada 2012 akan dialokasikan US$154 juta, 2013 sebesar US$161 juta, 2014 senilai US$67 juta, dan US$33 pada 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar